Widget HTML #1



Nikmat Maksiat Mengalahkan Nikmat Taat?




“Sungguh nikmatnya maksiat akan 

berakhir pada lelahnya penyesalan.


Sementara, lelahnya ketaatan akan 

berujung pada nikmatnya ketenangan.”


——

“Seorang yang bermaksiat walaupun ia merasakan berbagai macam nikmat, namun sejatinya hatinya merasakan Kegundahan, Kehinaan dan penyesalan yang mencabik-cabik hati.” (Ibnul Qayyim rahimahullah — Al Jawabul Kafiy : 120)


Sungguh maksiat itu melemahkan, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

“Salah satu dampak maksiat adalah melemahkan hati dan tubuh. Lemahnya hati akibat maksiat sangatlah nyata, bahkan jika terus-menerus dilakukan, maksiat dapat sepenuhnya mematikan kehidupan hati.


Sedangkan pada tubuh, seorang mukmin memperoleh kekuatannya dari hatinya. Semakin kuat hatinya, semakin kuat pula tubuhnya. Sebaliknya, orang yang durhaka, meskipun terlihat memiliki tubuh yang kuat, sebenarnya adalah makhluk paling lemah saat ia benar-benar membutuhkan kekuatannya. Kekuatan itu justru akan mengkhianatinya di saat ia sangat membutuhkannya.


Lihatlah bangsa Persia dan Romawi, yang dikenal dengan kekuatan tubuh mereka, bagaimana tubuh itu justru mengkhianati mereka di saat paling genting, hingga akhirnya mereka dikalahkan oleh kaum mukminin yang memiliki kekuatan hati dan tubuh.” (Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’, hlm. 86)


Lihatlah mereka yang disibukkan dengan ketaatan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan ketenangan, Dia berfirman,


الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).


Berbenahlah, tinggalkan maksiat menuju taat, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Jika seorang hamba mengubah maksiat dengan ketaatan, maka Allah akan mengubah untuknya siksaan menjadi ampunan serta kehinaan menjadi kemuliaan.”(Adda’ Waddawa’ 1/189)


@abul.azmy

Lumajang, 26 Jumadil Akhir 1446 H

Posting Komentar untuk "Nikmat Maksiat Mengalahkan Nikmat Taat?"

Yuk Jadi Orang Tua Asuh Santri Penghafal Al Qur’an